Cerita Perubahan: Dari Dayah untuk Memperjuangkan Hak Perempuan

Rabu, 22 Februari 2017 Posted Hendra Lesmana Cerita Perubahan

OLEH ERNAWATI 

STAF LAPANG KABUPATEN PIDIE 

Nama Ku Ramona, Lahir Di Desa Karieng, 24 Desember 1992, aku hanya lulusan SMA, ketiadaan biaya membuatku tidak bisa melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah, hari –hari yang ku jalani sangatlah monoton, karena tidak ada hal yang bisa ku lakukan selain duduk berdiam diri di rumah, hingga akhirnya aku memilih ke Dayah untuk mengisi waktu luang ku, setidaknya aku bisa menimba ilmu agama.

Di Dayah Salafi yang notabene adalah Dayah tradisional, dimana yang di pelajari hanyalah tentang Ilmu agama, tidak ada sentuhan informasi yang lain ataupun peningkatan Skill, disitu juga aku merasa bosan, sampai pada tahun 2015 lalu Flower kembali datang ke desa kami, biasanya hanya ibu – ibu yang di ajak diskusi, tapi  kali ini kami remaja pun di libatkan dalam berkelompok, dan saat pemilihan pengurus, Saya terpilih sebagai ketua. Kelompok Kami bernama Cut Putroe Karieng.

Babak baru hidup ku di mulai dan lebih berwarna, diskusi tentang Kesehatan Reproduksi sangat seru dan menarik, karena selama ini informasi itu jarang kami dapatkan, selain diskusi juga ada pelatihan –  pelatihan untuk kelompok perempuan muda  sehingga menambah wawasan ku .

Kemudian aku berpikir, anak – anak remaja di desa ku mendapatkan kesempatan untuk belajar dan tau, bagaiamana dengan remaja – remaja di Dayah? Dimana anak- anak dayah juga memliiki resiko yang sama terkait masalah kesehatan reproduksi, bahwa mereka juga berhak mendapatkan informasi yang sama seperti yang telah kami dapatkan, dan bagaimana Dayah tidak hanya mengajarkan tentang ilmu agama, tidak hanya menjadi Dayah yang tertutup dari informasi luar dan sentuhan modernisasi, apalagi di Dayah banyak anak –anak yang bernasib sama dnegan ku, putus sekolah, bahkan ada yang tidak bisa membaca, dan masih ada anggapan tidak perlu perempuan sekolah tinggi, karena tempat terakhirnya adalah di dapur juga karena karena itu Saya mencoba mendekati salah satu donatur yang pendidikan nya juga lumayan tinggi, Saya ceritakan kondisi di Dayah, Saya mohon kesediannya nya untuk membelikan komputer dan beberapa mesin jahit, dan Alhamdulillah, permintaaan Saya  mendapat dukungan dari piminan Dayah , sekarang di Dayah sudah ada komputer dan mesin jahit, Saya ingin remaja  remaja putrie memiliki keahlian dan wawasan yang luas. Informasi tentang Kesehatan Reproduksi juga Saya sampaikan di sela- sela kegiatan pengajian, di setiap kesempatan Saya mengajar, Saya tidak lagi mengajar kitab, tapi informasi yang Saya sampaikan adalah bagaimana remaja – remaja menjaga kesehatan reproduksinya, penyakit – penyakit yang beresiko di hadapi, dampak dari pernikahan anak sampai pada SADARI( pemeriksaan Payudara Sendiri). Dan Mereka sangat antusias, setiap Saya mengajar, mereka malah meminta Saya menyampaikan informasi KSR.

Ini Babak baru hidup Saya, suatu saat Saya berkeinginan menjadi Fasiltator terkait  isu KSR, dan menyampaikannya ke remaja – remaja Dayah, tidak hanya di dayah tempat Saya mengaji, tetapi juga di dayah – dayah Tradisional lainnya,  Ilmu yang Saya dapatkan dari Flower Aceh, semampu saya akan terus saya bagi.



Bagikan Halaman Ini