Cerita Perubahan: Dari Dayah untuk Memperjuangkan Hak Perempuan
OLEH ERNAWATI
STAF LAPANG KABUPATEN PIDIE
Nama Ku Ramona, Lahir Di Desa Karieng, 24
Desember 1992, aku hanya lulusan SMA, ketiadaan biaya membuatku tidak bisa
melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah, hari –hari yang ku jalani sangatlah monoton,
karena tidak ada hal yang bisa ku lakukan selain duduk berdiam diri di rumah,
hingga akhirnya aku memilih ke Dayah untuk mengisi waktu luang ku, setidaknya
aku bisa menimba ilmu agama.
Di Dayah Salafi yang notabene adalah Dayah
tradisional, dimana yang di pelajari hanyalah tentang Ilmu agama, tidak ada
sentuhan informasi yang lain ataupun peningkatan Skill, disitu juga aku merasa
bosan, sampai pada tahun 2015 lalu Flower kembali datang ke desa kami, biasanya
hanya ibu – ibu yang di ajak diskusi, tapi
kali ini kami remaja pun di libatkan dalam berkelompok, dan saat pemilihan
pengurus, Saya terpilih sebagai ketua. Kelompok Kami bernama Cut Putroe Karieng.
Babak baru hidup ku di mulai dan lebih
berwarna, diskusi tentang Kesehatan Reproduksi sangat seru dan menarik, karena
selama ini informasi itu jarang kami dapatkan, selain diskusi juga ada
pelatihan – pelatihan untuk kelompok
perempuan muda sehingga menambah wawasan
ku .
Kemudian aku berpikir, anak – anak remaja di
desa ku mendapatkan kesempatan untuk belajar dan tau, bagaiamana dengan remaja
– remaja di Dayah? Dimana anak- anak dayah juga memliiki resiko yang sama
terkait masalah kesehatan reproduksi, bahwa mereka juga berhak mendapatkan
informasi yang sama seperti yang telah kami dapatkan, dan bagaimana Dayah tidak
hanya mengajarkan tentang ilmu agama, tidak hanya menjadi Dayah yang tertutup
dari informasi luar dan sentuhan modernisasi, apalagi di Dayah banyak anak
–anak yang bernasib sama dnegan ku, putus sekolah, bahkan ada yang tidak bisa
membaca, dan masih ada anggapan tidak perlu perempuan sekolah tinggi, karena
tempat terakhirnya adalah di dapur juga karena karena itu Saya mencoba
mendekati salah satu donatur yang pendidikan nya juga lumayan tinggi, Saya
ceritakan kondisi di Dayah, Saya mohon kesediannya nya untuk membelikan
komputer dan beberapa mesin jahit, dan Alhamdulillah, permintaaan Saya mendapat dukungan dari piminan Dayah ,
sekarang di Dayah sudah ada komputer dan mesin jahit, Saya ingin remaja remaja putrie memiliki keahlian dan wawasan
yang luas. Informasi tentang Kesehatan Reproduksi juga Saya sampaikan di sela-
sela kegiatan pengajian, di setiap kesempatan Saya mengajar, Saya tidak lagi
mengajar kitab, tapi informasi yang Saya sampaikan adalah bagaimana remaja –
remaja menjaga kesehatan reproduksinya, penyakit – penyakit yang beresiko di
hadapi, dampak dari pernikahan anak sampai pada SADARI( pemeriksaan Payudara
Sendiri). Dan Mereka sangat antusias, setiap Saya mengajar, mereka malah
meminta Saya menyampaikan informasi KSR.
Ini Babak baru hidup Saya, suatu saat Saya berkeinginan menjadi Fasiltator terkait isu KSR, dan menyampaikannya ke remaja – remaja Dayah, tidak hanya di dayah tempat Saya mengaji, tetapi juga di dayah – dayah Tradisional lainnya, Ilmu yang Saya dapatkan dari Flower Aceh, semampu saya akan terus saya bagi.