GEGANA MUDA

Senin, 16 Oktober 2017 Posted Administrator Cerita Perubahan

Namaku Amelia Nuraini biasa dipanggil Lia, aku tinggal di pekon Purwodadi, Kec. Gisting Kab. Tanggamus. Aku lahir di Tanggamus 23 Juni 2001, genap usiaku 16 tahun. Aku anak kedua dari dua bersaudara, kakak ku seorang laki-laki. Orang tuaku seorang wiraswasta yang memiliki usaha bengkel dirumah. Saat ini aku bersekolah di SMAN I Sumber rejo kelas 11 atau setara dengan kelas 2 SMA. Di sekolah aku aktif di Organisasi Intra Sekolah (OSIS) dan yang menarik di sekolah ada Ekskul kelas Gender yang difasilitasi Guru Bimbingan Konseling dan Puskesmas dalam satu minggu sekali.

Layaknya anak perempuan pada umumnya. Tentu ada perbedaan pengasuhan antara aku dan kakakku (laki-laki). Aku dituntut bangun pagi, menyelesaikan pekerjaan rumah seperti menyapu, cuci piring, bantu masak dll. Jika tidak kulakukan, tentu aku harus bersiap untuk di omelin dan di marah “anak perempuan kok malas, anak perempuan harus bisa ini… dan itu”. Namun ini tidak terjadi pada kakakku, bangun tidur  ia bisa langsung menikmati makan yang telah disiapkan aku dan ibu.

Meskipun di sekolah aku mengikuti Ekskul kelas Gender, aku belum memahami sepenuhnya tentang istilah itu. Hingga akhirnya, pada 2017 aku terlibat dalam pertemuan perempuan muda di desaku. Awalnya aku kurang tertarik, malas dan tidak berminat untuk hadir. Ibu yang memberikan semangat dan menyarankan bahwa ini baik untuk ku agar bisa menambah ilmu dan belajar. Pertemuan ini dilakukan setiap hari minggu, tentu tidak mengganggu waktu sekolah. Akhirnya aku menikmati pertemuan ini, asyik, menyenangkan dengan metode penyampaian yang beragam. Selain itu, pertemuan ini pun diisi dengan membuat kerajinan tangan seperti kerajinan rajutan, membuat buket dari kain flannel dan hasilnya dijual ke toko khusus penampung kerajinan. Hasil penjualan kerajinan tangan kami masuk ke kas kelompok guna kepentingan kelompok.

Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan aku peroleh. Kemampuan public speaking pun semakin terasah dan lebih berani menyampaikan pendapat dalam forum-forum baik disekolah, kelompok maupun organisasi.

Agustus 2017, aku terlibat dalam kegiatan TOT kelas Remaja yang difasilitasi Lembaga Advokasi Perempuan DAMAR. Tentu hal itu menambah pemahamanku memaknai istilah Gender untuk mengenal diriku sebagai Perempuan. Perempuan yang aku anggap “Wajib feminim” ternyata tidak!, bahwa setiap individu bebas mengekspresikan diri. Aku pun mulai gelisah dengan pengasuhan yang aku dapatkan dari Ibu selama ini antara aku dan kakakku.

Aku memberanikan diri untuk menyampaikan kegelisahanku kepada ibu dengan mengajak ibu membaca buku yang aku peroleh dari pelatihan. Aku menegaskan bahwa perempuan dan laki-laki itu sama (sifat, peran, tanggung jawab). Ibu mencoba mengerti apa yang aku sampaikan, namun ia hanya menjawab “bagaimana?? mau menerapkan akan sulit karena sudah terbiasa sejak kecil”.

Aku mulai berfikir hal lain tentang maraknya kasus kekerasan seksual dan kehamilan yang tidak diinginkan yang dialami perempuan-perempuan sebayaku. Aku dan beberapa temanku difasilitasi FAKTA DAMAR Tanggamus menginisiasi forum untuk para perempuan dan laki-laki muda di Tanggamus

Forum advokasi pemuda budaya (FAK DAYA) Tanggamus dapat menjadi ruang ekspresi diri, ruang belajar bersama agar lebih banyak lagi perempuan muda terhindar dari kekerasan dan bersama-sama mencegah kekerasan dengan menanamkan nilai-nilai menghormati perempuan untuk kelompok laki-laki muda.


Penulis : Ana Yunita Pratiwi

Sumber Informasi

Nama              : Amelia Nuraini

TTL                  : 23 Juni 2001

Alamat           : Pekon Purwodadi, kec. Gisting Kab. Tanggamus

Bagikan Halaman Ini